Tantangan Warga KBA Kebon Jeruk Budidaya Jamur Tiram

FORKOWAS.ID — Budidaya Jamur Tiram sebelumnya enjadi kebanggaan KBA RW 06 Kebon Jeruk serta memberikan keuntungan.

Kampung Berseri Astra (KBA) RW 06 Kebon Jeruk berlokasi di Perumahan Sederhana Kodam Jaya Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Jumlah hunian sekitar 205 rumah, dan terdiri dari sekira 460-an Kepala Keluarga (KK) yang sebagian adalah purnawirawan.

Perumahan dengan pepohonan hijau asri yang berlokasi di salah satu titik strategis Jakarta Barat ini jadi sebuah Kampung Berseri Astra atau KBA pada 2015.

KBA diinisiasi PT Astra International Tbk., sebagai bagian dari program Kontribusi Sosial Berkelanjutan Astra atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang diimplementasikan kepada masyarakat dalam konsep pengembangan dan mengintegrasikan empat pilar program, yakni Pendidikan, Kewirausahaan, Lingkungan, dan Kesehatan.

PT Astra International Tbk punya lini bisnis otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan dan energi, agribisnis, teknologi informasi, serta infrastruktur dan logistik.

“Kampung Berseri Astra adalah salah satu inisiatif yang dijalankan perusahaan sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan masyarakat secara berkelanjutan,” jelas Riza Deliansyah, Chief of Corporate Affairs Astra.

Budidaya jamur tiram yang dahulu jadi kebanggaan KBA RW06 Kebon Jeruk serta memberikan keuntungan yang uangnya bisa digunakan untuk kegiatan RW06 namun sempat mandek, kini tengah dirancang untuk bisa beroperasi lagi.

Seperti dipaparkan Ibu Joyce dan Ibu Pipit, kompleks perumahan mereka terdiri dari warga yang tergolong kelas menengah ke atas. Uniknya selalu guyup dengan rasa kekeluargaan kuat.

Salah satu contohnya saat dimulai proyek lumbung jamur tiram. Dengan berbagai latar belakang pekerjaan, kecuali petani –hal yang sangat selaras dengan usaha budidaya jamur– mereka semua belajar bersama-sama.

Mulai ketidaktahuan sama sekali, akhirnya KBA RW06 Kebon Jeruk sukses menjalankan budidaya jamur tiram yang bernilai ekonomis.

Pada 2018 – 2019, Astra memberikan sejumlah dana yang mereka alokasikan untuk renovasi bank sampah, lumbung jamur, dan dana UMKM yang jadi modal pembuatan makanan untuk dijual.

Ibu Pipit sebagai salah satu penggawang budidaya jamur di KBA Kebon Jeruk memaparkan bahwa mereka mulai mengelola jamur sejak 2013.

“Saat itu belum tahu apa-apa. Lantas 2015 mulai berjalan bersama Astra Grup. Setelah sukses, hasil panen jamur bisa mencapai 10 kg ke atas. Bila stok banyak, terkadang sampai bingung. Setiap panen kami keliling door-to-door memasarkan. Juga menghubungi kenalan sekiranya mau membeli hasil lumbung jamur kami,” ungkap Ibu Pipit.

Dari keberhasilan budidaya jamur KBA RW 06 Kebon Jeruk, munculnya pandemi COVID-19 tak ubahnya pukulan telak atas kerja keras mereka dalam mewujudkan lumbung jamur.

“Adanya virus Corona membuat kegiatan lumbung jamur terhenti. Kultur jamur kosong karena pengrajin pembuat baglog atau media tanamnya tidak bisa menyediakan materi yang kami pesan. Kegiatan para penyedia baglog juga break, karena bahan baku agak susah,” kisah Ibu Joyce.

“Dengan adanya pandemi, maka kegiatan ini terpaksa kami tinggalkan sementara,” ungkapnya.

Kekinian, KBA RW06 Kebon Jeruk tengah bersiap untuk memulai kembali budidaya jamur. Syaratnya, media tanam baglog sudah tersedia dan bisa dipesan berkesinambungan.

“Bila bantuan Astra datang lagi, kami akan dibantu lengkap dengan spinner peniris minyak dan penggorengan sehingga bisa menghasilkan kripik jamur lebih kering,” ujar Ibu Joyce. ***

Komentar