FORKOWAS.id – Pusat Krisis Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, melatih calon tenaga cadangan kesehatan pada hari ke-3 giat Kemah Adaptasi Bencana (IDA Camp) #5 Pangandaran, Rabu (3/4/24).
Menurut Komandan Tim Gabungan Indonesia Disaster Adaptive (IDA), dr. Ahmad Nurhadi, mengatakan “Kami merasa sangat bersyukur, bahwa Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan telah memberikan perhatian penuh dan luar biasa kepada para relawan se-Jawa Barat, dengan mengirimkan utusan untuk menghadiri IDA Camp #5 sekaligus memberikan materi kepada para peserta.
Ucapan rasa terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Kesehatan dalam hal ini Pak Menteri Kesehatan dan terkhusus kepada Kepala Pusat Krisis Kesehatan Dr. Sumarjaya, SKM, MM, MFP, CFA, Ungkapnya kepada wartawan.
Ahmad menjelaskan, bahwa 2 utusan Kapuskris, yaitu dr. Eko Mediastianto, M.Epid, dan Syamsul Ahmad, S.Kep., hadir di IDA Camp #5 Pangandaran, dan menjelaskan tentang peran Pusat Krisis Kesehatan dalam upaya mitigasi kebencanaan, dan juga dalam giat tanggap darurat bencana di Indonesia.
“Puskris juga memiliki program yang beririsan dengan IDA Camp, yaitu Tenaga Cadangan Kesehatan (TCK), di mana Puskris mencanangkan program untuk memberi pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi 3.000 masyarakat awam di Provinsi Jawa Barat. Hal ini sangat beririsan dengan kegiatan kami, karena kami juga melatih kader-kader yang disiapkan untuk menjadi fasilitator dan relawan di 8 Klaster Kebencanaan, diantaranya Klaster Kesehatan.” Ungkap Ahmad.
Ahmad melanjutkan, bahwa IDA memiliki ratusan relawan yang bergerak di bidang klaster kesehatan, dan tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat, dan tergabung dalam relawan BKPRMI, Lidzikri, Healers, dan FUN Terapis_Herbalis.
“Sejak dulu kami bercita-cita, menginginkan adanya pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk relawan-relawan kami. Tadi kami berbincang dengan utusan Kapuskris, dan sangat senang sekali karena mendengar bahwa Puskris menyiapkan pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi TCK, dan bahwa relawan kami memenuhi syarat untuk didaftarkan menjadi TCK di Jawa Barat.” Ungkap Ahmad.
Ahmad berharap, bahwa kedepannya, pihaknya dapat terus bekerja sama dengan Pusat Krisis Kesehatan, dan menjalankan sinergi untuk mewujudkan Jawa Barat dan Indonesia yang tangguh di bidang kebencanaan, khususnya untuk klaster kesehatan.
Komentar