Pj. Bupati Maybrat Bahas Penanganan Pengungsi Aifat Timur Raya dan Aifat Selatan

FORKOWAS.id – Sejumlah Tokoh ASN asal Aifat Timur Raya dan Aifat Selatan melakukan audiensi dengan Pj. Bupati Maybrat, Dr. Bernhard E. Rondonuwu, S.Sos. M.Si pada Minggu (9/10).

Mereka, menyampaikan masalah penanganan masyarakat yang mengungsi dari Aifat Timur Raya yang terdiri dari 4 distrik, 31 kampung.

Sementara, dari Aifat Selatan dari 18 kampung ada sebanyak 516 kepala keluarga.

Di Aifat selatan ada 3.058 jiwa yang menungsi dan tersebar di Susumuk, Kumurkek, Ayawasi dan ada beberapa yang ke hutan.

Sementara, dari Aifat timur Raya ada 8 sekolah, Aifat Selatan ada 6 sekolah.

Menurut mereka, setelah kejadian pada bulan September.kemarin, di Aifat Timur Raya dan Aifat Selatan tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran.

Sementara, di Kumurkek terdapat 9 sekolah yang bisa dipinjamkan untuk Aifat Timur Raya yang berjumlah 98 orang.

Diantaranya di tingkat SD dan SMP ada 29 orang dan pengungsi yang tinggal di Kota/Kab. Sorong berjumlah 378 orang.

“Terdapat guru sebanyak 41 orang (PNS), kontrak 12, honorer 5 orang dan semua ada di Kumurkek. Beberapa Kendala yang ditemui, tak ada meja/bangku dan kursi guru, serta yang mendesak soal rumah untuk guru.

Kemudian, ada permintaan fasilitasi untuk Gereja Rumah Ibadah.

Sementara, yang tinggal di Aifat Timur tersisa 6 KK dan Aifat Selatan 1 kampung.

Menanggapi aspirasi tersebut,
Pj. Bupati berterima kasih kepada semua yang hadir karena masih kuat dan tetap mendukung pemerintah.

“Kita sudah mengupayakan bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Itu, untuk pertimbangan langkah terkait Aifat Timur Raya dan Aifat Selatan,” ujar Bernhard.

Data pengungsi dari Aifat Raya dan Aifat Selatan untuk segera dipenuhi.

Agar, bisa menjadi data untuk melaporkan kepada Gubernur.

“Kami akan segera menggelar rapat penanganan soal pengungsi,” ujarnya.

Terkait penampungan sementara, Pj. Bupati menyarankan ke Pasar Sunere.

“Diupayakan sekolah dilaksanakan 2 shift dan perlangakapannya silahkan disesuaikan,” ucapnya.

Menurut dia, terkait Gereja/Rumah Ibadah, silahkan di operasikan juga sistem shift.

“Pagi dan sore bergantian dengan jemaat lokal,” ujarnya. ***

Komentar