FORKOWAS.id – Antisipasi terhadap PMK diantaranya melalui program vaksinasi hewan, disinfektan, pemeriksaan, hingga lalu lintas hewan ternak.
Termasuk upaya lainnya dalam mengatasi kasus tersebut.
“Arus Lalu lintas hewan ternak kita jaga secara ketat, kita periksa hewan ternak yang masuk dari luar daerah,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Arifin Soedjayana usai menggelar talkshow di Kantor PRSSNI Jabar di Bandung, Kamis (17/11/2022).
Tidak heran angka kasus PMK di Jabar terus menurun. Apalagi upaya vaksinasi pun terus didorong secara maksimal.
Hingga saat ini ada sekitar 268.000 hewan ternak yang telah di vaksin dosis 1 dan 2. Apalagi pemerintah pun telah mendistribusikan sekitar 400.000 vaksin ke Kabupaten Kota di Jabar.
“Hewan ternak yang sudah di vaksin ada sekitar 50% dan itu terus kita maksimalkan, dan alhamdulillah Jabar jadi provinsi yang berhasil dalam penanganan PMK di tingkat nasional,” katanya.
Sementara yang sudah terdistribusi vaksinnya sebanyak 400 ribu. Untuk booster, vaksin ini masih dapat dipakai. Tetapi pelaksanannya tahun depan, karena harus menunggu enam bulan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” pungkasnya. ***
Komentar