FORKOWAS.id – Tokoh masyarakat Sumedang, Irjen. Purn. Drs. H. Adang Rochjana mengatakan, penyelenggaraan budaya milangkala di desa menurutnya suatu momentum yang tepat untuk desa berintrospeksi.
Dikatakan, itu salah satu upaya menilai soal menurun atau meningkatknya kehidupan masyarakat.
Menurut dia, bagi para Kepala Desa (Kades) dengan adanya budaya milangkala bisa diinisiasikan sebagai titik start untuk mengecek kondisi awal daripada desanya.
“Baik di bidang, pertaniannya, perikanan dan peternakan. bahkan dari segi ekonomi dan Kebudayaan,” Senin 9 Oktober 2023.
“Budaya milangkala itu bukan untuk hura-hura tapi untuk introspeksi dan pertimbangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa termasuk masyarakat desanya. Untuk pengembangan berbagai bidang produk di desa dan harus adanya intervensi dari Pemerintah Daerah (Pemda),” ujarnya.
“Pemda harus intervensi dan memfasilitasi karena masyarakat desa ini harus dilatih, kalau menurut teori ekonomi ada dua faktor dalam meningkatkan produksi pertanian dan peternakan,” ujarnya.
Ia mwngatakan, satu biaya penggarapanya di murahkan, kedua hasilnya dinaikan, kalau tidak bisa dua-duanya minimal biaya penggarapanya dikurangi, contoh harga bibit dan pupuk dimurahkan.
“Saya akan turun untuk bekerjasama untuk mencoba menciptakan hasil-hasil pertanian, perikanan dan produk desa lainya yang unggulan,” ujar dia.
“Selama ini, di Sumedang belum ada suatu daerah yang dibanggajan karena hasil pertanian dan perikananya,” ucapnya.
Masyarakat desa kesulitan di bidang pemasaran, ujar dia, kalau perlu dialokasikasikan oleh Pemda anggaran dana.
“Untuk membeli hasil panen di masyarakat lalu dijual keluar,” katanya.
Hal itu, bisa bersama sama dalam mengembangkan kota tahu menjadi betul-betul Sunedang Tandang Makalangan. ***
Komentar